Beranda » Artikel » Road Dust Control : Jenis-Jenisnya, Kelebihan dan Kekurangannya

Road Dust Control : Jenis-Jenisnya, Kelebihan dan Kekurangannya

Road Dust Control

Artikel

Jalan hauling memegang peranan sangat penting dalam industri pertambangan. Dengan program road dust control yang tepat, maka keamanan dan kenyamanan kerja dapat terwujud dengan labih baik. Jalan hauling digunakan sebagai sarana transportasi utama untuk memindahkan hasil tambang dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Biasanya menghubungkan lokasi stock yard dengan pelabuhan (jetty).

Road dust control adalah upaya pengendalian debu di jalanan yang tidak beraspal. Debu dapat terbentuk dari material tanah yang mengalami gesekan dengan roda kendaraan sehingga terlepas dari ikatannya dan terbang terbawa angin. Semakin kering material tanah, ikatan antar partikelnya semakin mudah lepas dan terpisah menjadi debu yang beterbangan.

Debu jalanan hauling dapat menimbulkan beberapa masalah seperti polusi udara bagi pemukiman sekitar, mengganggu vegetasi tumbuhan di sekitar jalan hauling serta mengganggu jarak pandang aman bagi pengendara yang melintas. Sering terjadi, jalan hauling ditutup paksa (diportal) oleh warga sekitar akibat debu yang mengarah ke pemukiman mereka. Warga tidak akan meninggalkan lokasi hingga masalah debu diatasi oleh perusahaan.

Metode terbaik dalam mengontrol debu jalan adalah dengan menjaga kelembaban tanah. Partikel tanah yang lembab akan cenderung menempel satu sama lain dan tidak mudah beterbangan. Itu sebabnya cara paling umum yang dilakukan oleh tim pemelihara jalan adalah menyiram permukaan jalan dengan air.

Tim mengerahkan banyak unit water truck untuk menyiram jalan secara berkala. Sayangnya hal ini hanya berhasil untuk jangka pendek. Air memiliki laju penguapan yang sangat tinggi, terutama saat cuaca panas. Jalanan yang disiram dapat kembali berdebu dalam hitungan menit bahkan sebelum water truck menyelesaikan satu trip perjalanannya.

Selain itu, ketersediaan air di lokasi juga sering tidak mencukupi untuk menyiram seluruh jalan yang berdebu. Danau-danau yang digunakan sebagai sumber air sering mengalami kekeringan ketika musim panas.

Tim perawatan jalan butuh lebih dari sekedar air untuk menahan debu jalan lebih lama. Solusi ini harus bisa membantu menjaga kelembaban tanah lebih lama atau memperkuat ikatan antar partikel tanah agar tidak mudah terlepas menjadi debu. Berikut adalah jenis-jenis dust suppressant chemicals yang dapat digunakan untuk program road dust control.

Acrylic Polimer
Salah satu bahan aktif yang paling umum digunakan sebagai road dust control adalah jenis acrylic polimer. Hal ini karena bahan jenis ini memiliki efektivitas cukup baik serta aman terhadap lingkungan.

Polimer bekerja dengan cara merekatkan partikel debu sehingga menjadi lebih berat dan tidak mudah terbang. Dengan merekatkan partikel debu menjadi lebih berat, debu hanya akan terbang setinggi roda kendaraan yang melintas dan turun dengan cepat.

Selain melekatkan partikel debu, polimer juga dapat masuk ke dalam celah-celah tanah sehingga membuat ikatan tanah menjadi lebih kuat. Jadi polimer akan bekerja baik dari sisi luar maupun bagian dalam tanah.

Setelah curing, polimer tidak lagi larut dengan air. Hal ini mengakibatkan polimer tidak gampang hilang larut ketika terjadi hujan. Untuk beberapa jenis tanah penggunaan chemical berjenis polimer dirasa kurang efektif. Salah satunya adalah material berjenis kapur.

Selain itu, penggunaan chemical untuk mengatasi debu berbahan dasar polimer relatif cukup mahal jika dibandingkan dengan bahan lainnya.

Road Dust Control

Chloride
Road dust control jenis ini menggunakan garam sebagai bahan dasarnya. Garam yang biasanya digunakan adalah Calcium Chloride (CaCl2) atau Magnesium Chloride (MgCl2).

Road dust control jenis ini sudah lebih dari 100 tahun digunakan di Amerika dan Eropa sebagai pengontrol debu pada jalan-jalan perkebunan yang tidak diaspal. Keunggulan utama jenis garam ini adalah kemampuannya menyerap kelembaban dari udara sekitar dan juga mengurangi laju penguapan air pada tanah, sehingga menjaga permukaan jalan tetap lembab bahkan dalam kondisi panas dan kering.

Biasanya chemical ini menyerap kelembaban udara pada malam hingga pagi hari, lalu menahan laju penguapannya pada siang hari sehingga meminimalisir terbentuknya debu.

Harga bahan dasar produk ini juga terbilang lebih rendah dari polimer dan cukup mudah didapatkan. Kelemahan chemical jenis ini adalah dapat larut kembali dengan air saat terkena hujan, namun hal ini sangat minim terjadi jika larutan sudah meresap hingga ke bagian dalam tanah. Selain itu apabila campuran dan aplikasinya tidak sesuai dapat menyebabkan korosi pada kendaraan. Karenanya, perlu diperhatikan dengan baik pedoman aplikasi sebelum menggunakannya.

Road Dust Control

Lignosulfonate
Jenis dust control lainnya berbahan dasar lignosulfonate atau lignin. Ini merupakan polimer alami karena berasal dari kayu. Bagi tanaman, lignin berfungsi sebagai lem pengikat serat selulosa pada batang pohon. Lignin merupakan produk sampingan dari industri kayu / kertas. Warnanya coklat gelap dan tidak berbau menyengat.

Cara kerja road dust control jenis ini kurang lebih sama dengan acrylic polimer yaitu dengan merekatkan partikel tanah agar tidak mudah beterbangan. Dari segi harga, lignin jauh lebih ekonomis dibanding polimer.

Efek tambahan dari merekatkan partikel tanah adalah tanah menjadi lebih padat dan keras. Jadi lignosulfonate sering juga digunakan sebagai penstabil tanah (soil stabilizer). Efektivitas lignosulfonate dapat berkurang atau hilang sama sekali ketika terjadi hujan lebat karena kelarutan produk ini dalam air.

Kelemahan chemical jenis lignin juga ketika penggunaan berlebih pada bahan air memiliki efek merubah warna air, mengurangi aktivitas biologis hingga menghambat pertumbuhan ikan.

DustBlock Series
Saat ini Eonchemicals memiliki varian produk DustBlock yang digunakan sebagai road dust control. Jenis road dust control yang digunakan pada Dustblock 910 / 901 adalah acrylic polimer. Produk ini memiliki banyak kisah sukses dan sudah rutin digunakan oleh berbagai customer besar seperti: Freeport Indonesia, Kaltim Prima Coal (KPC), Nusa Halmahera Mineral (NHM) dan Saptaindra Sejati (SIS).

Untuk memperluas pasar dan meningkatkan pelayanan kepada customer, Eonchemicals sedang mengembangkan dua varian DustBlock baru berbahan dasar Calcium Chloride (Dustblock 610) dan Lignosulfonate (Dustblock 710). Dengan adanya variasi produk ini customer lebih bisa memilih jenis dust control yang lebih sesuai dengan kondisnya.

Spesifikasi DustBlock

Road Dust Control

DustBlock 610

  • Kelebihan
    • Efektif menjaga kelembaban tanah dan mengurangi laju penguapan air
    • Harga material dasar lebih murah dan mudah didapat
  • Kekurangan
    • Mudah larut kembali oleh air hujan (sebelum curing)
    • Aplikasi yang salah memiliki risiko korosi

DustBlock 710

  • Kelebihan
    • Efektif menempelkan debu dan menstabilkan tanah
    • Tetap efektif selama periode panjang dan kering dengan kelembaban rendah
  • Kekurangan
    • Efektifitas menurun bahkan hilang jika tersapu hujan lebat
    • Penggunaan berlebihan dapat merubah warna air tanah

DustBlock 910

  • Kelebihan
    • Efektif menempelkan debu dan menstabilkan tanah
    • Ramah lingkungan, tidak beracun dan tidak korosif
  • Kekurangan
    • Kurang efektif pada tanah jenis kapur
    • Harga material dasar relatif lebih tinggi dari jenis lainnya

Untuk free konsultasi atau keterangan lebih lanjut tentang road dust control yang cocok untuk kondisi jalan Anda, silakan hubungi kami.

Konsultasi dengan EON Sekarang

Kami siap mendengar dan memberikan solusi chemicals yang tepat untuk Anda. Konsultasi bersama pakar kami gratis!

Mulai Konsultasi
Gambar CTA

Temukan solusi inovatif untuk industri Anda

Solusi Terkait

Tidak ada solusi terkait.